salam

salam

Rabu, 30 Maret 2011

Berguru Kepada Bangsa Jepang

Iqra....................Bacalah
demikian perintah Allah dalam Al-Qur'an , esensi makna kata ini adalah meminta kepada semua manusia untuk “belajar” , belajar bukan hanya secara “formal” melalui sekolah , akan tetapi belajar dari pengalaman , termasuk juga dari alam semesta.
Musibah gempa bumi yang diiringi dengan gelombang Tsunami Jumat 11 Maret 2011 di Jepang baru-baru ini , dari satu sisi pandang dapat di anggap sebagai fenomena alam yang sangat “biasa”. Sudut pandang ini adalah menurut pemikiran logika “manusia” yang dapat di ukur secara kwantitatif , ilmiah dan sangat realistik.

 

Inilah salah satu kekuatan bangsa Jepang, daya “nalar” yang amat sangat luar biasa, sehingga ketika musibah ini datang, bangsa ini merespon dengan “sangat tenang” tidak emosional karena sudah terkondisikan dialam pikiran mereka bahwa gempa dan tsunami adalah hal yang sangat biasa terjadi di Jepang. Proses evakusai saat terjadinya gempa dan tsunami dilakukan tanpa terburu-buru karena sistem penanggulangan bencana sudah memprediksi sebelumnya. Pengkondisian alam pikiran bangsa Jepang untuk merespon “gempa” dan “tsunami” sebagai hal biasa sudah dilakukan bertahun-tahun sejak bangsa ini ada, karena mereka menyadari bahwa “bumi” tempat mereka membangun negara adalah wilayah “rentan” bahaya , karena terletak pada lempeng patahan bumi. Dengan kemampuan olah pikir mereka, bangsa Jepang telah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan “alam” dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi Bangunan Sipil dikembangkan sedemikian rupa dengan merancang semua bangunan “tahan gempa” . Teknologi Mitigasi Bencana juga dikembangkan dengan baik, sebagai senjata andalan bangsa Jepang untuk meminimalkan korban dan kerusakan, serta masih banyak teknologi – teknologi lain yang mereka gunakan.

Selain itu “alam” telah membentuk dan menempa budaya mereka seperti sekarang ini, disiplin, kerja keras bertanggung jawab dan pantang menyerah. Tak dapat dipungkiri bahwa Jepang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia seperti saat ini , disebabkan karena “budaya” mereka. Keberhasilan mereka untuk “bertanding” dengan kekuatan alam , membuat mereka lupa bahwa disamping kekuatan “ nyata” yang dapat dibentuk dan dipelajari masih ada kekuatan lain yang lebih hebat lagi yaitu “kekuatan Tuhan “ . Harus diakui, saat guncangan makin besar, mereka juga panik , bila warga Jepang sudah panik, artinya gempa ini serius. Ketika getaran semakin keras, warga Jepang makin panik. Namun di tengah kepanikan, warga Jepang terbukti memiliki kesigapan dan kecekatan.

Di berbagai gedung tinggi, warga Jepang bekerja cepat, dengan sigap sesuai standard operation procedure menyelematkan pekerja atau warga. Semua itu bukti bahwa gempa dan tsunami dahsyat ini bisa diatasi warga Jepang sendiri. Peristiwa ini memacu spirit masyarakat Jepang dalam berbenah diri dan mengatasi bencana besar ini. Kalau kita mencermati kejadian ini , ada sesuatu yang patut membuat kita angkat topi terhadap bangsa ini, bangsa Jepang mayoritas tidak memeluk agama Islam, akan tetapi sikap mereka setelah gempa dan Tsunami ini terjadi sungguh luar biasa, “kesabaran” dan “ketabahan” yaitu sikap yang selalu dianjurkan ajaran agama Islam dipraktekkan oleh bangsa Jepang , dalam kondisi yang porak poranda , terluka secara fisik maupun emosi mereka masih mampu berpikir “rasional” untuk tetap tenang, toleran antar sesama korban tanpa berusaha mementingkan diri sendiri, terlihat dari cara mereka melakukan evakuasi, cara antre bantuan pasca bencana, tanpa harus ada keributan, berebut, berdesak-desakkan , bayangkan, jumlah korban jiwa akibat gempa Jepang telah melebihi 10 ribu orang tewas dan diketemukan, sedangkan lebih 10 ribu orang hilang. Sementara 1,4 juta orang tak memiliki akses ke air minum dan makanan yang pantas. Meski, gempa kemarin 11 Maret 2011 sungguh beda dan itu bukan gempa biasa, akan tetapi tetap saja warga Jepang dengan cepat dan sigap mengatasi eksesnya. Korban berjatuhan , namun semangat ‘samurai’ Jepang terbukti mampu mengatasi bencana ini.

Pertanyaan berikut, setelah bencana usai, apakah bangsa Jepang mampu bangkit kembali ? Saya mengajak pembaca untuk kilas balik kurang lebih 65 tahun yang lalu, ketika bangsa Jepang di hajar oleh Amerika dengan bom atom, apa yang terjadi saat itu ? Hampir seluruh Jepang hancur luluh oleh efek nuklir bom atom yang belum pernah dipakai sebelumnya, dan Amerika sendiripun kaget dengan dampak bom ini (inilah bangsa Amerika, bangsa yang gencar mempopulerkan HAM, bergaya santun , menjunjung tinggi demokrasi, padahal mereka sendiri … ??? banyak fakta yang terjadi hingga saat ini, yang membuktikan bahwa bangsa ini perlu di waspadai) korban manusia dan fisik pun berjatuhan , tapi setelah itu , kurang lebih 50 tahun kemudian bangsa Jepang bangkit untuk menjadi kekuatan ekonomi nomer 2 (dua) di dunia, satu langkah dibelakang bangsa yang pernah menzalimi mereka. Sikap yang tertanam dalam budaya mereka untuk selalu berusaha , tidak mudah menyerah , menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri, sebisa mungkin bangkit tanpa bantuan orang lain, sekan -akan mampu menggilas semua rintangan yang menghalangi tujuan mereka … gambatte kudasai , Mampukah bangsaku berbudaya seperti ini ? Wallaahu a'lam

jakarta, Akhir Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar