Ketika Nabi Ibrahim AS hendak melaksanakan perintah Allah untuk mengorbankan putra tersayangnya, datanglah godaan dari setan agar membatalkan niatnya, godaan ini datang sampa tiga kali dan tiga kali pula Nabi Ibrahim mengusir setan yang menggodanya dengan melempar batu. Hal ini membuktikan keteguhan iman dan loyalitas Nabi Ibrahim AS kepada sang Pencipta.
Peristiwa ini menjadi salah satu rangkaian wajib pelaksanaan ibadah haji yaitu melemar 3 jamarat, Ula, Wustho dan Aqobah yang melambangkan tempat dimana posisi setan ketika itu berada.
Tiga Jamarat ini berlokasi di Mina, sebuah daerah perbukitan yang gersang, dipenuhi bukit bebatuan, ciri khas kontur tanah Arab pada umumnya. Tak heran , bila pemerintah Arab Saudi membangun beberapa terowongan yang dipergunakan sebagai jalan untuk menuju lokasi jamarat guna memangkas jarak agar tidak memutar mengitari gunung batu, seba gian besar lokasi maktab tenda Jamaah haji Indonesia di Mina harus melewati terowongan, yang dikenal sebagai Terowongan Mouassin , meskipun demikian tidak semua jamaah haji Indonesia harus melewati terowongan untuk menuju jamarat, karena lokasi tendanya berbeda .
Terowongan Mouassin sekarang sudah terbagi dua, yaitu terowongan yang menuju arah jamarat dan terowongan dari arah jamarat menuju tenda. Tenda-tenda Mina tidak seperti tenda Arafah , tenda ini merupakan bangunan permanen / tetap dan hanya digunakan 1 tahun sekali selama musim haji dan bagi Jamaah Indonesia wilayah yang di tetapkan juga tidak banyak berubah dari tahun - ketahun , paling-paling hanya berubah nomer lokasi nya saja
Bagi jamaah yang lokasi tendanya berada di seberang terowongan, jarak menuju lokasi 3 Jamarat sekitar 2,5 - 3 Km dan harus melewati terowongan sepanjang 600 M. Pada mulut pintu masuk terowongan terdapat Pos jamaah Indonesia, yang akan memandu dan menyampaikan berita dalam bahasa Indonesia tentang situasi dan kondisi di lokasi Jamarat Setelah keluar dari terowongan , jamaah haji dihadapkan pada pilihan yang dipandu papan petunjuk dengan informasi pilihan lantai yang akan dipergunakan untuk melempar jamarat. Bila kita berjalan lurus tanpa berpindah jalur, maka jamaah akan berada di lantai 1, dari jumlah keseluruhan 5 lantai.
Bila jamaah haji ingin langsung menjalankan tawaf ifadloh setelah prosesi melempar jumrah berakhir, biasanya pada saat - saat tersebut tersedia angkutan bis kota menuju Mekkah, Saptco, maskapai milik pemerintah Arab Saudi ("Damri" nya pemerintah Arab ) warna orange yang berada di terminal pemberangkatan, yang bisa kita temukan bila kita berjalan lurus dari arah Jamarat Aqobah.
Sepanjang jalan arah kembali dari 3 Jamarat menuju perkemahan Jamaah Haji Indonesia kita akan banyak menemukan "tenda" para Jamaah Haji "backpaker" yaitu jamaah yang berangkat secara mandiri , tidak dikelola oleh pemerintah negara mereka. Biasanya jamaah ini banyak berasal dari luar Indonesia, namun demikian kita juga bisa menemukan beberapa WNI diantara mereka, ternyata mereka adalah para "mukimin" yang sedang menjalankan ibadah haji . Jangan kaget, kita juga akan menemukan banyak pengemis , karena mereka memanfaatkan belas kasih para jamaah. Biasanya sebelum prosesi Armina pengemis ini beroperasi di daerah sekitar masjidil Haram ,Mekkah, akan tetapi pada saat prosesi Armina, mereka memindahkan daerah "operasi" nya karena Mekkah sedang kosong ditinggalkan para jamaah..... terserah kita mau bersedekah atau tidak, pengemis ini pandai memanfaatkan kesempatan.
Mendekati terowongan arah balik, pada saat hari kedua ataupun hari ke tiga (setelah nafar Awal atau Tsani) ) kita dihadapkan dengan pemandangan "sampah" rambut manusia yang berada disekitar kamar-kamar mandi umum. Para jamaah terkesan sembarangan bercukur "tahalul" dengan membuang bekas - bekas rambut , hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah Arab untuk tidak bosan-bosanya mengingatkan jamaah agar selalu disiplin menjaga kebersihan.
Di Mina pula, bagi penggemar belanja tasbih, disini banyak penjual tasbeih "kayu koka" (wallahu a'lam, apa benar kayu koka asli atau tidak,tetapi barangnya sama persis seperti yang di jual di Mekkah ) kaki lima. Bisanya mereka berada disekitar pasar setelah keluar dari mulut terowongan Mouassin . Kalau di Mekkah, penjual tasbeh kayu koka berada di toko-toko, akan tetapi di Mina penjual ini banyak menggelar lapak-lapak, dan harganya ?... asal kita pintar menawar, kita akan dapat harga jauh lebih murah dibanding harga di Mekkah
Suasana Perkemahan Mina 2010
Jamaah Haji Jalan Menuju Jamarat
Tiga Jamarat ini berlokasi di Mina, sebuah daerah perbukitan yang gersang, dipenuhi bukit bebatuan, ciri khas kontur tanah Arab pada umumnya. Tak heran , bila pemerintah Arab Saudi membangun beberapa terowongan yang dipergunakan sebagai jalan untuk menuju lokasi jamarat guna memangkas jarak agar tidak memutar mengitari gunung batu, seba gian besar lokasi maktab tenda Jamaah haji Indonesia di Mina harus melewati terowongan, yang dikenal sebagai Terowongan Mouassin , meskipun demikian tidak semua jamaah haji Indonesia harus melewati terowongan untuk menuju jamarat, karena lokasi tendanya berbeda .
Peta Perkemahan Jamaah Haji Indonesia di Mina
Peta Maktab Perkemahan Jamaah Haji Indonesia
Terowongan Mouassin sekarang sudah terbagi dua, yaitu terowongan yang menuju arah jamarat dan terowongan dari arah jamarat menuju tenda. Tenda-tenda Mina tidak seperti tenda Arafah , tenda ini merupakan bangunan permanen / tetap dan hanya digunakan 1 tahun sekali selama musim haji dan bagi Jamaah Indonesia wilayah yang di tetapkan juga tidak banyak berubah dari tahun - ketahun , paling-paling hanya berubah nomer lokasi nya saja
Mulut Terowongan Mouassin
Bagi jamaah yang lokasi tendanya berada di seberang terowongan, jarak menuju lokasi 3 Jamarat sekitar 2,5 - 3 Km dan harus melewati terowongan sepanjang 600 M. Pada mulut pintu masuk terowongan terdapat Pos jamaah Indonesia, yang akan memandu dan menyampaikan berita dalam bahasa Indonesia tentang situasi dan kondisi di lokasi Jamarat Setelah keluar dari terowongan , jamaah haji dihadapkan pada pilihan yang dipandu papan petunjuk dengan informasi pilihan lantai yang akan dipergunakan untuk melempar jamarat. Bila kita berjalan lurus tanpa berpindah jalur, maka jamaah akan berada di lantai 1, dari jumlah keseluruhan 5 lantai.
Bila jamaah haji ingin langsung menjalankan tawaf ifadloh setelah prosesi melempar jumrah berakhir, biasanya pada saat - saat tersebut tersedia angkutan bis kota menuju Mekkah, Saptco, maskapai milik pemerintah Arab Saudi ("Damri" nya pemerintah Arab ) warna orange yang berada di terminal pemberangkatan, yang bisa kita temukan bila kita berjalan lurus dari arah Jamarat Aqobah.
Sepanjang jalan arah kembali dari 3 Jamarat menuju perkemahan Jamaah Haji Indonesia kita akan banyak menemukan "tenda" para Jamaah Haji "backpaker" yaitu jamaah yang berangkat secara mandiri , tidak dikelola oleh pemerintah negara mereka. Biasanya jamaah ini banyak berasal dari luar Indonesia, namun demikian kita juga bisa menemukan beberapa WNI diantara mereka, ternyata mereka adalah para "mukimin" yang sedang menjalankan ibadah haji . Jangan kaget, kita juga akan menemukan banyak pengemis , karena mereka memanfaatkan belas kasih para jamaah. Biasanya sebelum prosesi Armina pengemis ini beroperasi di daerah sekitar masjidil Haram ,Mekkah, akan tetapi pada saat prosesi Armina, mereka memindahkan daerah "operasi" nya karena Mekkah sedang kosong ditinggalkan para jamaah..... terserah kita mau bersedekah atau tidak, pengemis ini pandai memanfaatkan kesempatan.
Mendekati terowongan arah balik, pada saat hari kedua ataupun hari ke tiga (setelah nafar Awal atau Tsani) ) kita dihadapkan dengan pemandangan "sampah" rambut manusia yang berada disekitar kamar-kamar mandi umum. Para jamaah terkesan sembarangan bercukur "tahalul" dengan membuang bekas - bekas rambut , hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah Arab untuk tidak bosan-bosanya mengingatkan jamaah agar selalu disiplin menjaga kebersihan.
Di Mina pula, bagi penggemar belanja tasbih, disini banyak penjual tasbeih "kayu koka" (wallahu a'lam, apa benar kayu koka asli atau tidak,tetapi barangnya sama persis seperti yang di jual di Mekkah ) kaki lima. Bisanya mereka berada disekitar pasar setelah keluar dari mulut terowongan Mouassin . Kalau di Mekkah, penjual tasbeh kayu koka berada di toko-toko, akan tetapi di Mina penjual ini banyak menggelar lapak-lapak, dan harganya ?... asal kita pintar menawar, kita akan dapat harga jauh lebih murah dibanding harga di Mekkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar