salam

salam

Senin, 23 Mei 2016

Pengobat Rindu di Tanah Haram

  
Selasa 8 Maret 2016 pukul 16.00 WIB saya bersama isteri berdua naik taxi Eagle menuju Blue Sky, terminal 1 C tempat berkumpul (meeting point) para jemaah umroh yang dikelola oleh salah satu biro perjalanan penyelenggara umroh dan haji di Indonesia untuk  menunggu keberangkatan penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi dinihari. Konon katanya menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, memang selama kurang lebih 3 jam kami belum diijinkan memasuki Blue Sky karena jadwal nya adalah pukul 19.30 WIB. Kami tiba di Blue Sky Lounge pukul 17.00 WIB, perjalanan ke bandara terasa cepat karena kebetulan hari itu jalanan lengang, tidak ada kemacetan. Ujian bagi para jamaah selama menunggu, karena harus beraktifitas diluar lounge.


Sore itu terdapat dua kelompok jemaah umroh,  yang pertama adalah kelompok jemaah berbaju batik biru yaitu jemaah umroh promo, yang tentu saja sesuai dengan namanya “promo” biayanya lebih murah dan jadwal keberangkatannya menunggu waktu 1 (satu) tahun setelah pelunasan pembayaran. Kelompok yang kedua adalah jemaah umroh “reguler” dengan penampilan yang lebih “wah” berbaju batik coklat dilengkapi koper portable beroda. Dengan adanya 2 rombongan umroh ini, sempat terjadi kebingungan dalam memilih Ruang “lounge” karena di Blue Sky terdapat dua pintu masuk, yang pertama dilantai 2(dua) yang ternyata diperuntukkan bagi jemaah umroh “reguler”, sedangkan jemaah haji promo masuk melalui pintu pemeriksaan Bandara lantai 1(satu), maklum sebagai jemaah yang kastanya lebih rendah harus menunggu pilihannya terakhir. Kira – kira pukul 19.30 WIB semua jemaah umroh promo dipersilahkan masuk ke lounge Blue Sky untuk menikmati makan malam sambil mendengarkan berbagai penjelasan , perkenalan dengan Tour Leader jamaah umroh yaitu Ibu Ira Ilhami serta pembagian dokumen perjalanan (tiket , paspor, kartu identitas dll) yang dibutuhkan selama menjalankan ibadah umroh. Kira-kira pukul 22.00 WIB para jemaah dipersilahkan berangkat dengan Airport Bus Bandara Soetta ke terminal 2(dua) menunggu persiapan boarding . Sesuai jadwal penerbangan, perjalanan Jakarta – Arab Saudi (Jeddah) adalah pukul 00.15 WIB menggunakan Pesawat Etihad EY 471 , Airbus A 330-200, yang akan singgah terlebih dahulu di Abu Dhabi selama kurang lebih 6 jam, yang kemudian diteruskan dengan penerbangan lanjutan dari Abu Dhabi ke Jeddah dengan EY 311 Boeing 777- 300 ER pukul 13.50 waktu setempat (Waktu Abu Dhabi/WAD)

Penerbangan Jakarta - Abu Dhabi dengan Etihad relatif menyenangkan, pesawat yang nyaman, luas dan lengkap dengan sarana hiburan untuk mengurangai kebosanan selama penerbangan kurang lebih 8 jam. Pukul 05.35 WAB para jamaah umroh mendarat di Abu Dhabi Internatinal Airpot dan langsung menuju ruang transit terminal 33. Diruangan ini hanya ada kursi tunggu, tidak disediakan kamar khusus transit, karena Di Abu Dhabi jamaah “hanya” menunggu selama kurang lebih 6 jam saja . Saat menunggu penerbangan lanjutan, jemaah dapat memanfaatkan waktu untuk mencoba beristirahat ditempat “seadanya” atau bagi yang masih segar dapat berjalan-jalan di terminal menikmati suasana perbelanjaan duty free yang luar biasa luas. Selama waktu tunggu tsb, jamaah harus cerdas mengoptimalkan ruang dan waktu yang ada untuk menjaga kebugaran fisik, terutama untuk para jemaah usia lanjut karena harus mempersiapkan diri untuk mengikuti prosesi umroh. Perjalanan umroh ternyata banyak juga diikuti oleh jamaah usia lanjut (diatas 60 tahun). Subhanallah, Allah lah yang memiliki kuasa atas umatnya, bangsa Indonsia disatu sisi adalah bangsa yang mendapat kan rahmat dan kasih sayang Nya, karena Allah masih memberikan semangat dan motivasi yang didasari atas keimanan yang kuat kepada para warga negara usia lanjut untuk “beribadah “ umroh, ibadah yang membutuhkan kombinasi antara kekuatan fisik, kemampuan ekonomi, dan pengetahuan syariah yang cukup. Meskipun terlihat para jemaah usia lanjut mempunyai keterbatasan fisik, namun demikian mereka nampak berusaha mengikuti perjalanan yang melelahkan. Memang sebaiknya bagi jemaah usia lanjut harus disertai oleh keluarga, agar bisa membantu dan mempermudah aktifitas perjalanan dan ibadah . Fenomena ibadah umroh di Indonesia menjadi alternatif menarik setelah waktu tunggu ibadah haji menjadi lebih lama, rata-rata 10 tahun . Bagi yang belum pernah ke tanah suci, ibadah umroh menjadi pengobat rasa rindu untuk mengunjungi Baitullah sekali seumur hidup, syukur – syukur Allah memberi kesempatan lagi untuk menjalankan ibadah haji, menghabiskan waktu tunggu. Memasuki Tanah Haram dari arah Selatan- Timur merupakan pengalaman pertama bagi kami, bila kita memasuki tanah haram dari arah Abu Dhabi ada dua pemahaman bahwa miqot untuk ihrom bisa dilakukan di Jeddah (bandara King Abd Aziz) atau diatas pesawat saat melintas diatas koordinat Yalam lam , biasanya saat pesawat melintas diatas miqot ini akan diumumkan oleh pramugari pesawat. Namun demikian dengan berbagai pertimbangan disarankan para jamaah sudah mempersiapkan ihrom di Abu Dhabi, mengingat bahwa waktu di Jeddah sangat sempit dan agak kurang leluasa untuk ihrom di tempat tersebut. Para jamaah dapat mempersiapkan diri untuk mandi sunah ihrom dan telah memakai pakaian ihrom untuk selanjutnya berniat memulai ihrom saat pesawat melintas diatas koordimat Yalamlam Saya dan istri satu jam sebelum keberangkatan sudah siap dengan baju ihrom. Sambil menunggu boarding , dari jendela terminal terlihat udara Abu Dhabi diselimuti awan tebal berwarna hitam bergulung-gulung, tanda -tanda akan turun hujan lebat, seketika itu terbersit kekahwatiran dalam hati keccil apakah kita akan terbang dalam kondisi demikian ?. Benar, tak lama kemudian diumumkan oleh petugas bandara bahwa pesawat Etihad ke Jeddah di tunda keberengkatannya sampai waktu tidak terbatas menunggu cuaca membaik. Selama waktu tunda para jamaa dijamu dengan makan siang dan snak oleh Etihad, alhamdulillah lumayan setelah seharian tidak ketemu nasi. Disisi lain bagi para jamaah pria yang sudah berbaju ihrom, penundaan pesawat menyebabkan bertambahnya masa pakai baju ihrom, dinginnya penyejuk udara di terminal dan cuaca luar yang masih hujan, bisa menyebabkan menurunnya daya tahan fisik para jamaah , mengingat bahwa sejak pukul 18.00 dari Jakarta sehari sebelumnya, para jamaah mungkin tidak dapat tidur merebahkan diri dengan nyenyak. Kira – kira pukul 17.00 para jamaah diminta boarding, cuaca sudah mulai baik dan alhamdulilliah 30 menit kemudian pesawat dapat diterbangkan menuju jeddah. Pesawat menuju Jeddah mayoritas diisi oleh jemaah umroh dari berbagai negara antara lain India, Pakistan, Malaysia dan Indonesia. Indonesia mengisi porsi paling besar di dalam pesawat, penerbangan Abu Dhabi menuju Jeddah membutuhkan waktu sekitar 3 jam dan kurang lebih 45 menit menjelang pendaratan, pesawat akan melintas di atas koordinat Yalamlam, bagi yang akan menjalan kan umroh dipersilahkan untuk berniat memulai ihrom. Mendarat di bandara King Abd Aziz Jeddah suasana sudah malam, proses imigrasi membutuhkan waktu kira-kira 1 jam. Sekitar pukul 11.00 para jamaah umroh bersiap meninggalkan Jeddah menuju Makkah dipimpin oleh Mutowwif jamaah umroh pak Ali Nurdin yang sudah cukup lama menunggu di bandara King Abd Aziz, tak lupa dalam bus “tetap “ dihidangkan makan malam yang sudah dipersiapkan sejak sore , makan malam yang sangat malam beberapa jamaah memilih tidur dari pada menyantap hidangan yang sudah dingin. Perjalanan Jeddah – Makkah ditempuh kira-kira selama 3(tiga) jam dan sekitar pukul 02.00 dinihari WAS rombongan jamaah umroh menginjakkan kaki di Makkah , hotel Al Olayyan, jalan Ajyad, sebuah perjalanan yang cukup melelahkan.
Setelah istirahat sejenak, pukul 02.30 WAS jamaah bersiap – siap menuju Masjidil Haram untuk melakukan prosesi ibadah umroh. Perjalanan menuju Masjid cukup dengan berjalan kaki karena jarak antara Hotel Al – Olayyan dengan masjid hanya sekitar 500 meter, alhamdulillah. Prosesi umroh dinihari merupakan agenda puncak seluruh perjalanan Jakarta – Makkah yang membutuhkan waktu total sekitar 2 (dua) hari, sejak keberangkatan dari Bandara Soetta, sebuah perjalanan yang cukup menguras tenaga. Umroh wajib ini dianjurkan untuk dilaksanakan dengan segera agar para jamaah tidak terlalu lama dalam kondisi ihrom, karena bila terlalu lama dikhawatirkan para jemaah tidak dapat menjaga hal-hal yang menggugurkan syarat rukun ihrom dan harus membayar denda (dam) . Untuk prosesi umroh selanjutnya merupakan pilihan , bukan kewajiban , para jamaah boleh ikut boleh tidak, tergantung ketebalan iman dan kesungguhan niat masing dalam mengoptimalkan perjalanan ini. Seperti diketahui paket  perjalanan Umroh yang dikelola biro perjalanan ini terdiri dari 3 agenda ibadah umroh yaitu umroh wajib saat datang pertama kali ke Mekkah, umroh sunnah dari miqot masjid Ji'ronah dan masjid Hudaibiah (dengan asumsi para jamaah sudah dianggap tinggal di Makkah) , untuk paket ziarah terdiri dari ziarah Armina, Jabal Tsur, Jabal Rahmah, dan Wisata Peternakan Unta di Makkah. Kita berada di Makkah selama 4 hari, dan pada hari Minggu siang sehabis sholat dluhur rombongan berangkat menuju Madinah dengan menggunakan bus yang ditempuh sekitar +/- 6 jam. Rombongan tiba dimadinah malam hari dan menginap di Hotel Al- Anshar Palace Hotel, sekitar 300 meter dari Pintu 17 masjid Nabawi. Pada saat di Madinah aktifitas jamaah umroh adalah melakukan ziarah atau wisata religi dengan mengunjungi tempat – tempat bersejarah antara lain ziarah makam Rosul di masjid Nabawi, ziarah syuhada perang Uhud di Bukit Uhud, serta wisata tambahan (bila disepakati oleh para jamaah, dengan biaya tambahan ) mengunjungi Jabal Magnet dan Percetakan Al – Qur'an. Subhanallah , seperti saat haji, jamaah Umroh Indonesia merupakan jamaah terbanyak di Madinah, sepanjang jalan antara hotel menuju masjid Nabawi kita sering bertemu dengan orang-orang Indonesia yang berlalu lalang dan yang paling banyak adalah saat sehabis sholat shubuh dimana pasar tiban depan masjid Nabawai sedang digelar , luar biasa ! Ternyata sambil beribadah mereka juga menyempatkan diri untuk berbelanja, memang jamaah Indonesia terkenal gemar belanja sehingga disukai para pedagang Arab dan banyak diantara mereka yang menawarkan dagangannya dengan bahasa Indonesia, “ Murah Bagus, Murah Bagus, 10 Real , Pilih-Pilih“ . sebagai media komunikasi dan promosi. Mudah2an niat para jamaah Indonesia berangkat dari tanah air menuju tanah suci semata-mata hanya untuk beribadah, sedangkan belanja adalah sampingan . Hari Rabu 16 Maret 2016 setelah sarapan pagi , jamaah umroh berangkat ke Jeddah, perjalanan Madinah – Jeddah menggunakan bus dan ditempuh +/- 5 jam. Seharusnya masih ada program tambahan di Jeddah

, yaitu mengunjungi Laut Merah dan Balad , namun karena waktu yang mepet (biasa ! Waktu berangkat dari Madinah molor) kedua program ini tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu Jamaah dapat lebih leluasa bersantai di bandara King Abdul Aziz , Jeddah menunggu keberangkatan ke Abu Dhabi dengan pesawat Etihad EY 312 pukul 17.25. Seperti saat berangkat ke tanah suci, para jamaah juga harus transit di Bandara Abu Dhabi dari pukul 21.00 Waktu Abu Dhabi (WAD) untuk menunggu keberangkatan pesawat Etihad EY 474 menuju Jakarta pada pukul 02.50 dinihari waktu Abu Dhabi ( atau kurang lebih selama 6 jam). Hari Kamis , 17 Maret 2016, kira – kira pukul 15.00 WIB rombongan jamaah umroh  mendarat dengan selamat di Bandara Soetta, terminal II C , usai sudah perjalan religi saat ini, mudah2an Allah memberikan kekuatan, kesehatan, dan rezeki untuk kembali membulatkan niat beribadah, mengunjungi tanah suci .
Jamaah umroh paket promo berada di Madinah selama 3 hari , sehingga total keberadaan di tanah suci adalah 7 hari ditambah 2 hari perjalanan Jakarta – Abu Dhabi – Jeddah PP.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar