salam

salam

Jumat, 06 September 2013

Lolos Membawa Air Zamzam Ke Pesawat

Pengalaman penulis saat melaksanakan ibadah haji 2010, mungkin dapat dikatakan bukti nyata bahwa memang semua kejadian di dunia telah diatur yang maha kuasa , maha tahu yaitu Allah SWT.
Menjelang kepulangan ke tanah air usai melaksanakan ibadah haji , penerbangan para jamaah tertunda di bandara King Abdul Aziz , Jeddah selama kurang lebih 15 jam , sejak pukul 14.00 WAS. Selama itu pula beberapa kali jamaah KBIH al Mujahidin melihat di dahului keberangkatannya oleh kloter-kloter lain yang datang belakangan , perasaan kesal dan jengkel mulai muncul diantara para jamaah, ujian kesabaran ternyata belumlah usai.

Oleh karena tertunda, para jamaah punya banyak waktu untuk berjalan-jalan berkeliling melihat proses pemberangkatan kloter-kloter lain. Salah satu hal yang paling mencolok adalah , masalah barang bawaan jamaah . Banyak para jamaah yang berusaha membawa pulang air zamzam meskipun pihak penerbangan Garuda telah menyediakan paket airzamzam setibanya ditanah air. Bagi jamaah memang rasanya kurang mantap apabila tidak membawa air zamzam yang diambil sendiri dari kran-kran air zamzam depan Ka’bah. Standar Aturan penerbangan internasional memang tidak mengijinkan penumpang membawa cairan termasuk air minum lebih dari 100 ml (cc) masuk kedalam kabin pesawat . Para petugas penerbangan Garuda sibuk melakukan pemeriksaan dan sweeping bagi setiap jamaah yang ketahuan membawa air zamzam masuk kabin pesawat , meskipun hanya dalam kemasan botol berisi 1 liter ataupun jeriken air zamzam yang di pak secara khusus dengan kemasan “aman” dalam plastik pelapis “Safewrap”.

Pada siang sampai malam , kami melihat banyak sekali jeriken kemasan 5 – 10 liter air zamzam yang disita oleh petugas dan ditumpuk disamping pintu masuk terminal. Tak henti-hentinya para petugas jamaah haji Indonesia mengingatkan untuk tidak membawa air zamzam masuk kedalam pesawat.
Banyak jamaah yang mulai gelisah, dan berusaha membuang atau mengurangi air zamzam yang sudah dipersiapkan sejak dari maktab entah dengan cara meminum sendiri atau digeletakkan begitu saja, tetapi ada juga jamaah yang tenang-tenang saja meskipun barang bawaan air zamzam melebihi ketentuan. Jamaah ini menjelaskan bahwa dia akan meninggalkan air zamzam bawaannya sampai benar-benar disita oleh petugas , sebuah usaha dan kepercayaan diri yang luar biasa meskipun secara kasat mata para jamaah sudah melihat sendiri kenyataan dilapangan.
Saat pemberangkatan tiba juga akhirnya pukul 03.30 dini hari WAS, setelah 14 jam menunggu. Para jamaah mulai berkemas-kemas mempersiapkan diri yang mulai lunglai kelelahan, menata barang bawaan kabin termasuk yang masih setia dengan jeriken air zamzam 10 liter
Berjalan antre menuju mulut pintu terminal, ternyata petugas tidak melakukan “sweeping” seperti kloter-kloter sebelumnya , meskipun mereka tetap berjaga-jaga (entah mereka juga kelelahan menunggu kita, wallaahua’lam) Para jamaah pembawa air zamzam lega karena lolos dari hadangan pertama, akan tetapi masih ada pemeriksaan yang lebih ketat lagi yaitu imigrasi dan pemeriksaan dengan alat detektor X-Ray.


Antrean jamah sebentar lagi akan melewati counter imigrasi pemeriksanaan dokumen , ternyata di tahap inipun tidak terjadi apa-apa, dewi fortuna masih setia menemani . Ketika hampir mencapai pemeriksaan dengan detektor X-Ray, para jamaah diminta menunggu karena para operator sedang istirahat saat itu sekitar pukul 04.00 WAS hal ini menambah ketegangan para jamaah. Seperti diketahui , operator X Ray detektor adalah orang-orang Arab yang tegas dan disiplin dan cenderung agak sembarangan. mereka akan melempar tas-tas barang bawaan jamaah yang telah selesai diperiksa untuk diambil sendiri oleh jamaah.
15 menit kemudian, giliran pemeriksaan pun tiba, para petugas telah bersiap disamping X Ray Detector, tahap terakhir menjelang masuk pesawat. Sungguh diluar dugaan para jamaah pembawa air zamzam, petugas ini justru mempersilahkan jeriken airzamzam untuk dibawa saja tanpa harus diperiksa, hal ini sungguh nyata terbukti ketika salah seorang jamaah yang antre didepan penulis menunjukkan jeriken nya kepada pertugas, mereka langsung mempersilahkan . Subkhanallaah .
Dibalik musibah pasti ada hikmah, dibalik keterlambatan hampir 15 jam, ternyata mendatangkan hikmah lolosnya jeriken air zamzam 10 liter ke kabin pesawat.
Meskipun bagi jamaah pembawa jeriken air zamzam dapat melihat fenomena ini sebagai hikmah, akan tetapi sebagai umat muslim kita tetap wajib untuk mentaati peraturan yang telah ditetapkan, oleh karena itu seyogyanya jamaah haji tidak membawa air zamzam berlebihan kedalam kabin pesawat, demi keselematan penerbangan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar